![]() |
Polairud Polda Banten Dalam Operasi Sar di Pulau Sangiang (Foto: Okezonenews) |
Seperti
diketahui dari 7 wisatawan penyelam asal China dan Singapura yang menyelam di sekitar
Berlin Wall, Pulau Sangiang pada Minggu (3/12) lalu, ada 3 penyelam yang
mengalami kecelakaan hilang akibat terkena arus dalam, mereka adalah Qin Xue
Tao (warganegara China), Tian Yu (warganegara China), dan Wan Bing Yang (warganegara
Singapura).
Dikutip dari
pemberitaan berbagai media, Chelsea, wakil keluarga Tian Yu, pada Senin, 4
Nopember 2019, telah mengumumkan ke publik melalui media sosial dan wawancara dengan
media, yang menjanjikan hadiah 50 dollar Amerika Serikat (sekira Rp 750 juta)
kepada siapa saja yang berhasil menemukan Tian Yu.
Penyelam warganegara
China yang bekerja untuk sebuah perusahaan penambangan nikel di Morowali itu,
berumur sekira 42 tahun, dan telah cukup berpengalaman dalam penyelaman.
Keluarga Tian Yu telah datang langsung ke Merak, Banten, untuk mengikuti langsung proses pencarian keluarganya.
Berbagai
unit rescue di Banten juga telah dikerahkan untuk melakukan pencarian.
Diantaranya
dari Basarnas Banten, Polisi Airud Polda Banten, Marinir-TNI AL yang juga
mempunyai pos di Pulau Sangiang, ASDP Merak, PMI, dan unit-unit rescue lain di
Banten.
Berbagai
peralatan kelas berat juga telah dikerahkan untuk membantu proses pencarian
seperti kapal, helikopter, drone bawah laut, dan penyelam militer.
Namun, sejak
operasi pencarian digelar pada Senin pagi hinggi hari ini, Minggu (10/12), belum
ditemukan jejak dan tanda-tanda fisik dari keberadaan ke-3 penyelam yang
hilang.
Dikutip dari
Liputan6.com, pada Rabu (6/10), giliran keluarga Wan Bing Yang yang juga telah
datang langsung ke Merak dari Singapura, juga menjanjikan akan memberikan
hadiah 50 ribu dollar Amerika Serikat (sekira Rp 750 juta), bagi siapa saja
yang berhasil menemukan jasad atau tanda-tanda keberadaan penyelam Wan Bing Yang.
Wan Bing
Yang juga diketahui merupakan penyelam yang telah berpengalaman dan telah
banyak melakukan penyelaman di berbagai destinasi di Indonesia.
Sehingga total
kini tersedia hadiah sekira Rp 1,5 miliar bagi siapa saja, terutama bagi para
nelayan tradisional di sekitar Selat Sunda, untuk menemukan keberadaan ke-3
korban.
Berbagai
unit rescue telah memperluas zona pencarian tidak hanya di sekeliling Pulau
Sangiang, telah juga telah melebar hingga Kepulauan Krakatu, dan perairan
Lambung.
“Total
wilayah yang sudah kami sisir sekira 7.875 Nautical Mile,” ujar Zaenal Arifin,
Kepala Basarnas Banten, yang memimpin operasi pencarian, Sabtu (09/11), di
Merak, Banten.
Arus Keras Di Sepanjang Selat Sunda
Terletak di
tengah Selat Sunda yang merupakan jalur arus kuat yang mengalir dari Laut Jawa
di utara menuju Samudera Hindia di selatan, Pulau Sangiang merupakan destinasi
penyelaman yang menantang dan berbahaya, karena arus sering tiba-tiba datang
menguat.
Dari laporan
para penyelam teman korban, ke-3 korban diatas menyelam di sekitar situs selam
Berlin Wall, di sisi timur Pulau Sangiang yang berhadapan dengan Pantai Anyer.
Lokasi
penyelaman itu, juga sering disapu oleh kehadiran arus dalam secara tiba-tiba.
Meskipun arus
di sekitar Berlin Wall relatif lebih tenang, jika dibandingkan dengan arus di
sekitar situs selam Tanjung Bajo Barat, Tanjung Bajo Timur, dan Tanjung Kedondong,
yang berada di bagian utara Pulau Sangiang.
Ombak di
permukaan Berlin Wall biasanya memang nampak tenang tak berarus, sehingga
lokasi ini disukai penyelam untuk penyelaman rekreasi.
Berlin Wall
juga populer untuk tempat snorkeling karena ombak di permukaan yang relatif
stabil, visibility di dalam jernih, dan terumbu karang di kedalaman 5-20 meter
bagus dan sehat.
Dihuni
banyak ikan-ikan karang maupun pelagis, Berlin Wall biasanya dipilih oleh
penyelam karena ombaknya yang relatif lebih tenang. Tetapi arus dalam tetap
bisa datang tiba-tiba.
Hampir
setiap tahun terjadi kecelakaan selam di destinasi selam Pulau Sangiang. Selalu
karena terseret arus, seperti pada kasus ini, dan jasad penyelam hilang tak berbekas.***
SS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar