![]() |
Operasi SAR Buleleng (Foto: balipost) |
Penyelam senior yang
mengantongi sertifikat instruktur ‘technical diving’ ini hilang dalam
penyelaman seorang diri di sekitar situs Canyon Wreck, Takat Jaran, Teluk
Pemuteran, pada 30 September 2018 lalu.
Menurut berita dari
berbagai media massa setempat, Bernd Klaus diketahui turun menyelam seorang
diri dengan membawa water scooter dan 4 buah tabung selam.
Korban yang sudah memiliki
banyak pengalaman melakukan penyelaman laut dalam ini, diduga melakukan
penyelaman hingga kedalaman 100 meter lebih.
Korban turun ke laut
sekitar pukul 09.00 waktu setempat, namun ditunggu hingga sekitar pukul 13.00 tidak
juga menampakkan diri kembali ke permukaan laut, sehingga membuat warga
setempat kemudian melaporkan ke Polsek Gerokgak.
Pencarian langsung diterjunkan setelah laporan diterima, melibatkan berbagai unit SAR di Pemuteran, seperti SAR Buleleng & Gilimanuk, SAR Jembrana, Polisi Air Polres Buleleng, TNI-AL, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, nelayan setempat, dan komunitas diver di Pemuteran.
Namun, tidak mendapatkan
hasil.
Sesuai stardard operasi
SAR, pencarian intensif telah dilakukan hingga 7 hari, dan atas permintaan
keluarga korban ditambah hingga 10 hari, namun tetap tidak menampakkan hasil.
Pencarian juga melibatkan helikopter dan penyisiran hingga 3,7 kilometer di
sekeliling lokasi penyelaman korban.
Technical diving adalah
teknik penyelaman pada kedalaman lebih 35 meter. Berbagai resiko yang sering
dihadapi dalam penyelaman dalam seperti decompression sickness, narcossis,
black out, dan kehabisan udara.
Penyelaman dalam (deep
dive) biasanya dilakukan dengan menggunakan skuba rebreather, atau
dengan tabung udara biasa.
Praktek technical diving
sudah banyak dilakukan para penyelam di Indonesia. Berbagai dive center di Bali
dan Gili Trawangan juga telah menyediakan jasa sertifikasinya.
Sejauh ini, baru pertama
kali ini terjadi kecelakaan selam technical diving di Indonesia.
Situs Canyon Wreck
di Teluk Pemuteran merupakan situs selam populer di Pemuteran, bersama situs Biorock
Karang Lestari dan Temple Garden.
Terletak di area sekitar
tubir Takat Jaran, sebuah takat kecil di tengah Teluk Pemuteran, sekitar 3 mil
jaraknya dari garis Pantai Pemuteran.
Di situs ini terdapat
sebuah biowreck berupa kapal bugis sepanjang lebih 30 meter yang ditenggelamkan
pada tahun 2005 pada kedalaman sekitar 30 meter.
Satu kompleks dengan situs
selam Kuburan Kapal. ***
Penyelam Difabel Tewas di Tulamben
Dikutip dari Balipost, peristiwa kecelakaan selam juga dialami penyelam difabel, Ni Wayan Parwati (37 tahun), asal Klungkung, di situs selam Liberty Wreck, Tulamben, Kubu, Karangasem, pada Kamis (9/8).
Dikutip dari Balipost, peristiwa kecelakaan selam juga dialami penyelam difabel, Ni Wayan Parwati (37 tahun), asal Klungkung, di situs selam Liberty Wreck, Tulamben, Kubu, Karangasem, pada Kamis (9/8).
Ni Wayan Parwati melakukan
penyelaman group dalam rangka mengikuti program pengibaran bendera merah putih di
bawah laut yang di adakan oleh salah satu televisi swasta.
Menurut laporan yang
dikumpulkan Balipost, kegiatan dimulai pukul 09.00 wita dengan diawali
penjelasan kegiatan oleh instruktur selam.
Pada pukul 10.00 wita peserta
acara, termasuk korban, melaksanakan penyelaman pengibaran bendera putih.
Pada saat berada di
kedalaman 6 meter, saat melaksanakan pengibaran bendera merah putih selama 13
menit, korban menyatakan dengan kode diving bahwa dirinya dalam kondisi baik-baik
saja.
Selanjutnya korban
melakukan finning di seputaran area pengibaran bendera selama 10 menit.
Setelah itu, buddy
selam mengajak korban untuk naik kembali ke permukaan laut. Saat naik, buddy
selam sempat memberikan kode dan korban menyatakan baik-baik saja.
Namun, setelah sampai di
permukaan laut, saat buddy selam kembali bertanya, korban tidak
menjawab. Saat dipegang kondisi korban sudah lemas.
Kemudian buddy selam
meminta bantuan kepada guide pendamping lain untuk mengevakuasi korban
menuju ke pantai dan memberikan pertolongan pertama selama 15 menit.
Setelah itu korban
dievakuasi ke Puskemas Kubu I dan ditangani tim medis. Saat itu korban
dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kepala Polisi Sektor Kubu,
AKP Made Suadnyana, seperti dikutip dari Balipost mengatakan, pihak keluarga
sudah mengiklaskan kematian korban, dan tidak bersedia melakukan tindakan
outopsi.
Tidak ditemukan luka
kekerasan pada tubuh korban. ***
Penyelam
Spearfishing Tewas di Sukadana
![]() |
SAR melakukan evakuasi korban (Foto: balipost.com) |
Pada Senin, 4
Juni 2018 lalu, I Putu Willem Siertsema bersama enam orang temannya, sekitar
pukul 07.30 wita, melakukan penyelaman spearfishing di pantai Banjar
Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.
Sekitar satu jam kemudian,
salah seorang temannya, melihat posisi korban di kedalaman 20 meter, sekitar 50
meter depan garis pantai. Namun, setelah itu tidak diketahui posisinya.
Sekitar pukul 09.10 wita,
teman korban hanya melihat speargun-nya saja, yang tergeletak di dasar
laut.
Rekan-rekan korban kemudian
melakukan pencarian, dan karena tidak menemukan sosoknya, akhirnya mereka
melapor ke Pos Polisi Air Kubu.
Tim SAR gabungan yang
terdiri Polisi Air Polda Bali, Polisi Air Polres Karangasem, Basarnas
Karangasem, satuan penjaga pantai Balawista, BPBD Karangasem, dan komuitas
nelayan setempat, kemudian melakukan pencarian intensif.
Jasad korban ditemukan
esoknya (5/6), di perairan Banjar Nusu, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu.
Korban ditemukan dalam
posisi tengadah di dasar laut di kedalaman 38 meter, pada pukul 09.30 waktu
setempat.
Saat ditemukan, korban
masih menggunakan perlengkapan lengkap seperti ketika turun menyelam, seperti
baju selam panjang warna hitam, snorkel, masker, kaki katak, dan sabuk
pemberat.
Diduga korban meninggal
karena mengalami black out di dalam laut. ***
SS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar