Sabtu, 11 Maret 2017

MV Caledonia Sky Kandas di Cape KRI, Merusak Terumbu Karang Seluas Separuh Lapangan Bola

Perbandingan Terumbu Sebelum dan Sesudah Terkena Tabrakan (Foto: Stephanie Venables/Nationalpost.com)
SUKASELAM.COM, Waisai – Inilah yang sering menjadi paradoks pariwisata di Indonesia, disatu sisi bangga dengan keindahan alam dan lingkungannya, di satu sisi lain sering membebaskan industri pelaku perusak lingkungan berjalan tanpa pengawasan. 

Dan kali ini terjadi di Raja Ampat, pusat pariwisata kelautan yang sedang diunggulkan sebagai destinasi wisata keindahan dunia bawah laut terbaik di dunia. 

Pada Sabtu, 4 Maret 2017, pukul 14.00 WIT, pekan lalu, sebuah kapal pesiar asal Inggris berbendera Bahama, MV Caledonia Sky, dibiarkan mengarungi kawasan terumbu karang terbaiknya Raja Ampat, yakni kawasan perairan sekitar Pulau KRI. Dan kemudian mengakibatkan kerusakan terumbu karang luas.

Lokasi ini terletak di tengah Selat Dampier, di ujung timur gugusan Pulau Mansuar, Pulau KRI dan Pulau Koh, di wilayah adat Kampung Mansuar, Desa Yenbuba, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat. 

Lokasinya tak jauh dari kota Waisai, ibukota Raja Ampat. Lokasi ini bisa ditempuh sekitar 20 - 30 menit dengan perahu motor dari Dermaga Waisai.

Biasanya kapal-kapal besar dibatasi melaju di sekitar perairan Cape KRI karena ditakutkan akan merusak atau menabrak terumbu karang subur di lokasi ini. 

Yang di ijinkan berlayar sekitar sini hanya kapal-kapal kecil dan phinisi selam (diving liveaboard) yang membawa para penyelam, atau tamu-tamu resort di sekitar Cape KRI. 

Kapal pesiar besar biasanya hanya boleh berlabuh di Pelabuhan Waisai, dan mengirimkan tamu-tamunya untuk snorkeling atau menyelam di sekitar Cape KRI dengan menggunakan perahu-perahu kecil. 

Terletak ditengah Selat Dampier yang dilalui Arus Lintas Indonesia, kawasan ini terkenal berarus kuat. 

Sekaligus arus kuat itu pula yang membuat terumbu karang di sekitar sini tumbuh bagus dan subur. Dihuni banyak ikan, baik ikan karang maupun ikan-ikan pelagis besar. Perairan bening. Kedalaman 3 - 60 meter.

Ini merupakan salah satu spot selam terbaik di Indonesia untuk melihat keindahan taman karang acropora skala luas, sekaligus situs penyelaman drift dive yang menantang dan seru. 

Bekas Kerusakan Terumbu Karang di Lokasi Kejadian 
(Foto: Hugo Mattsson/deeperblue.com)
Kapal pesiar milik perusahaan Inggris Noble Caledonia ini, membawa 102 wisatawan dan 73 kru kapal. 

Terdiri dari warga Amerika Serikat 3 orang, Kanada 2 orang, United Kingdom (Inggris, Scotland, Wales) 86 orang, Irlandia 2 orang, Indonesia 2 orang, dan swedia 7 orang. 

Dinahkodai kapten Keith Michel Taylor asal Amerika Serikat. Kapal sedang dalam perjalanan trip 16 hari dari Papua Nugini menuju Filipina. Semula dijadwalkan akan sampai di Filipina tanggal 14 Maret, namun terdampar di Raja Ampat.

Laporan dari media lokal, Teropong News, semula aktivitas dari kapal pesiar ini adalah membawa para penumpang menonton pertunjukan budaya dan melakukan wisata bird watching (pengamatan burung) di Pulau Waigeo, atau sekitar Waisai. Selepas tengah hari, kapal kemudian melanjutkan kegiatan dengan merapat ke perairan sekitar Cape KRI, membawa para penumpangnya untuk wisata snorkeling. 

Namun, entah bagaimana kejadiannya, kapal kemudian melaju ke area terumbu karang dangkal, sehingga bagian lambung bawah kapal menabrak gugusan-gugusan terumbu karang hingga kandas di Cape KRI. 

Penjelasan kru kapal mengatakan kapal tiba-tiba terbawa arus kuat, namun dari jejak-jejak kerusakan terumbu karang menampakkan mesin kapal dalam kondisi hidup dan posisi melaju. 

MV Caledonia di Raja Ampat (Foto: facebook stayrajaampat)
Sekitar Pukul 14.30 WIT, masyarakat sekitar Pulau KRI, Tim SAR Sorong, Polres Raja Ampat, dan tim dari Dinas Pariwisata setempat kemudian memberikan bantuan dengan melakukan evakuasi penumpang kapal. Beruntung tidak ada korban dalam insiden ini.

Panjang kapal 90 meter, berat kapal sekira 4.200 ton. Bentuk kapal mirip sebuah hotel setinggi lima lantai. Lokasi kecelakaan ini termasuk di dalam Kawasan Konservasi Laut Daerah Selat Dampier (KKLD Selat Dampier) seluas lebih 303.200 hektar, yang melintang dari perairan Waigeo hingga Batanta dan Salawati. 

KKLD Selat dampier merupakan jantungnya wisata Raja Ampat.Di dalam area konservasi ini terdapat situs-situs selam terbaik Raja Ampat seperti Cape KRI, Sardines Reef, Mike's Point, Chicken Reef, Blue Magic, Manta Ridge, Manta Sandy, dan lain-lain. Kapal-kapal berukuran besar biasanya tidak boleh masuk ke dalam zona selam rekreasi.

Akibat bagian bawah kapal yang menabraki terumbu karang, menyebabkan hancurnya gugusan karang seluas lebih 1.600 meter persegi (40 meter x 40 meter), atau hampir seluas separuh lapangan sepakbola. 

Bekas Kerusakan Pada Lambung Kapal (Foto: divemagazine.co.uk)
Kru kapal yang enggan disebutkan namanya, menyatakan akan bertanggung jawab terhadap seluruh kerusakan terumbu karang, dan perusahaan operator kapal siap menanggung ganti rugi. 

“Noble Caledonia berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan. Untuk itulah pentingnya investigasi peristiwa yang terjadi, dan kami siap bertanggung jawab dan mematuhi semua prosedur yang berlaku,” bunyi statemen perusahaan. 

Dikutif dari The Guardian yang melakukan wawancara dengan Ricardo Tapilatu, Kepala Pusat Studi Sumberdaya Lautan Pasifik di Universitas Papua, sebuah bantuan kapal tunda telah dikirim dari Sorong untuk menarik posisi kapal yang kandas. Namun, diperlukan situasi perairan pasang untuk menariknya.

Tim investigasi telah mengajukan klaim, akibat kerusakan terumbu karang akan dikenakan denda senilai US $ 1.077 - $ 1.650 per meter persegi (atau Rp 14,5 juta – Rp 22 juta per meter persegi), sehingga total denda kerusakan dari sekitar 1.600 meter persegi terumbu karang senilai US $ 2,6 juta atau Rp 35 miliar. 

Denda itu sudah termasuk untuk perbaikan pelampung dan kerusakan lain di sekitar lokasi, akibat ditabrak kapal. Menurut Ricardo Tapilatu, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mengembalikan kerusakan terumbu karang di lokasi ini agar bisa kembali seperti semula.

Uang denda akan digunakan untuk membiayai program recovery terumbu karang itu. ***

SS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar