Senin, 24 Juli 2017

CASE CLOSED: Penyelam Singapura Dinyatakan Hilang di Komodo

Operasi SAR Penyelam Rinta Mukkam (Foto: voxntt.com)
SUKASELAM.COM, Labuhan Bajo – Hingga hari ke-10 operasi SAR untuk mencari penyelam Rinta Paul Mukkam, 40 tahun, yang hilang di situs selam Castle Rock, Taman Nasional Komodo, tidak juga membuahkan hasil, maka operasi pun resmi diakhiri sejak Minggu (23/7) sore. Penyelam advance asal Singapura itu pun dinyatakan masih hilang di Komodo. 

“Sesuai dengan standard kami, operasi SAR biasanya kami lakukan selama 7 hari. Namun, sesuai dengan permintaan keluarga korban, kemudian operasi ini diperpanjang 3 hari. Dan hingga hari ke-10 ini, belum ada hasilnya. Sehingga kami hentikan,” ujar Kepala Basarnas, Mayor Jendral Heronimus Guru, seperti dikutip dari Strait Times (23/7). 

Operasi SAR bisa dibuka kembali, jika ditemukan tanda-tanda baru, seperti ditemukannya alat selam yang dipakai Rinta, atau ditemukan perkakas Rinta yang lain. 

Pemantauan lapangan tetap dilakukan terus, bagi siapapun yang menemukan bisa melaporkan ke komunitas selam lokal Labuhan Bajo, bernama Emergency Komodo.

Masih disediakan hadiah sejumlah US $ 10.000 (sekitar Rp 130 juta) bagi nelayan lokal yang berhasil menemukan Rinta di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo.

Rinta Paul Mukkam hilang ketika menyelam bersama 15 orang temannya dari Singapura pada Kamis (13/7) di situs selam Castle Rock, perairan Pulau Gili Lawa Laut, utara Pulau Komodo. 

Diduga ia terbawa arus permukaan, yang memang terkenal sering muncul tiba-tiba di sekitar perairan Gili Lawa laut. 

Ia turun menyelam bersama operator selam Seamore Papua, dalam trip kapal pesiar selam KLM Seamore Papua rute Labuhan Bajo – Pulau Rinca – Pulau Komodo – Labuhan Bajo. 

Lebih dari 50 penyelam telah dikerahkan dalam proses SAR ini, melibatkan tim SAR dari Labuhan Bajo, Kupang, Kepolisian Air setempat, Basarnas Special Force, Angkatan Laut, dan para penyelam lokal Labuhan Bajo dari berbagai dive center dan kapal pesiar selam.  

Penyisiran juga telah dilakukan di seluruh kawasan taman nasional, dengan melibatkan helikopter dan puluhan kapal dan perahu. Namun, jejak korban belum juga ditemukan.

Hampir setiap tahun terjadi kecelakaan selam di sekitar perairan Gili Lawa. 

Sebagian besar kasus, terjadi karena penyelam terbawa arus yang sering datang tiba-tiba. 

Pada beberapa kasus, bahkan penyelam ditemukan telah terbawa arus hingga puluhan kilometer menjauhi lokasi entry

Dalam kasus Rinta Paul Mukkam ini, pemantauan hingga radius 200 kilometer sekitar lokasi, hingga sekitar kawasan Pulau Sangiang, Selat Sape, dan Komodo Selatan tetap belum menampakkan hasil. *** 

SS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar