Selasa, 21 Februari 2017

Mengenal Kecelakaan-kecelakaan Selam 2016

Bendera Tanda Ada Penyelaman (Foto: Divein.com)
SUKASELAM.COM, Jakarta – Berikut ini beberapa kecelakaan selam selama 2016. Data ini disarikan berdasarkan peristiwa yang terpublikasi di media massa. 

Dengan data semacam itu, tentu kita tidak tahu peristiwa yang terjadi seakurat mungkin, tetapi hanya berdasarkan laporan para wartawan, yang tentu pengetahuannya tentang dunia selam sangat beragam. 

Namun, kita tetap sangat berterima kasih kepada para wartawan yang telah mau melaporkan insiden-insiden kecelakaan selam, baik yang mengakibatkan korban meninggal atau tidak. Dunia selam harus banyak diliput media. 

Dari data terangkum, kebanyakan kecelakaan selam yang dialami para turis. Sedang data dari penyelam-penyelam Indonesia tidak ada. Semoga memang benar-benar tidak ada ya.  

Desember 2016
Seorang dokter asal Swiss, Bruno Ernst Durrer, 62 tahun, meninggal setelah melakukan penyelaman di Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Penyelam telah menyelesaikan penyelamannya di waktu siang sekitar pukul 11.20 waktu setempat. 

Ketika telah berada di atas boat seusai penyelaman, dia mengeluh kecapekan dan kesulitan bernapas. Sewaktu dibawa kerumah sakit setempat, dia meninggal dalam perjalanan.  

Nopember 2016
Marc Jens Steiner, 52 tahun, -ada media yang menulis ia warga Australia ada yang menulis warga Jerman, meninggal setelah melakukan penyelaman di situs Blue Bay House Reef, Teluk Sahaung, Desa Lihunu, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. 

Lokasinya di bagian selatan Pulau Bangka. Steiner menyelam bersama keluarga. Setelah menyelam sekitar 1 jam hingga kedalaman 25 meter, dia meminta ke buddy agar kembali ke permukaan. 

Dan setelah sampai diatas boat dia pingsan tak sadarkan diri. Ketika dalam perjalanan menuju resort tempatnya menginap, ia meninggal dalam perjalanan. 

Oktober 2016
Wisatawan asal Inggris, Gregory Arthur Alain Mills, 17 tahun, meninggal ketika menyelam bersama ayahnya Christopher di situs Maya Bay, Atol Lintea, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. 

Dia dilaporkan tiba-tiba panik ketika di kedalaman 9 meter dan melepaskan alat selam dari mulut. Dia telah mendapatkan pertolongan, namun meninggal ketika dalam perjalanan ke resort. Hasil otopsi dia telah menelan banyak air laut. 

September 2016
Wisatawan asal Amerika Serikat, Makena Baker Ryuchi, 21 tahun, tewas ketika melakukan spearfishing di pantai Desa Hinako, Pulau Asu, Sirombu, Nias Barat, Sumatera Utara. Baker menyelam bersama 2 temannya dan disaksikan ibunya. Mereka menyelam sekitar pukul 11.30 siang. 

Ia semula sudah naik ke permukaan laut sambil menunjukan hasil menangkap 2 ekor ikan. Ia kemudian turun lagi, dan ditunggu-tunggu tidak muncul lagi di permukaan laut. Pencarian polisi menemukan jasadnya di kedalaman 13 meter. 

April 2016
Wisatawan perempuan asal Singapura, Neo Qiu Ping Vera, 27 tahun, mengalami kecelakaan selam di perairan Gili Lawa, Taman Nasional Komodo, Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Neo Qiu datang bersama teman-temannya ke TN Komodo. 

Pada hari dia mengalami kecelakaan selam, ia menyelam bersama 5 temannya dari Singapura dan 5 penyelam lain dari Indonesia, termasuk dive master pemandu selam. 

Pada hari itu, mereka telah berada di sekitar perairan Gili Lawa sejak pagi dan melakukan penyelaman di situs-situs ekstrem seperti Crystal Rok dan Castel Rock di kawasan utara Taman Nasional Komodo. 

Pada penyelaman ketiga, sore hari, dalam penyelaman di situs Shot Gun, ketika teman-temannya telah kembali muncul ke permukaan, ia tidak nampak muncul. 

Pencarian kembali selama 1 jam oleh dive master pemandunya, tak menemukan sosoknya. Jasadnya kemudian ditemukan 2 hari setelah hilang di sekitar lokasi penyelaman, dengan kondisi regulator telah terlepas dari mulutnya. Arus dikenal sering merepotkan para penyelam disekitar perairan Gili Lawa. 

Maret 2016
Wisatawan asal Rusia, Sergey Lykhvar, 37 tahun, ditemukan telah tewas di perairan Pulau Manyaifun, Waigeo Barat, Raja Ampat, Papua Barat. Jasadnya ditemukan setelah 4 hari hilang. 

Salah satu tangannya hilang ketika ditemukan, diduga karena dimakan buaya. 

Dari kondisi korban, ia diduga telah diserang buaya laut ketika snorkeling sendirian di sekitar perairan Pulau Manyaifun yang belum banyak dijamah orang di wilayah perairan utara Raja Ampat. ***

TEMPO| GUARDIAN| TRIBUN MANADO| THE JAKARTA POST| STRAIT TIMES| AFP| SS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar