 |
Montipora foliosa di Roma, Wakatobi (foto: istimewa) |
SUKASELAM.COM, Wangi-wangi – Pandemi tak sepenuhnya membuat
dunia selam di Wakatobi meredup. Geliat masih tumbuh dan berkembang. “Hikmah
pandemi. Kami jadi lebih banyak waktu untuk eksplorasi menemukan lokasi-lokasi
penyelaman baru. Meski tamu sepi, setiap hari kami tetap menyelam untuk
eksplorasi. Hasilnya, banyak temuan baru yang bakal lebih seru,” ujar Rudy
Wakatobi, dive master dan guide selam dari Rekan Dive Center yang berbasis di Wangi-wangi, Wakatobi.
Hei Rud. Bagaimana situasi dunia selam
di Wakatobi selama pandemi?
Sama seperti
di tempat-tempat lain. Tamu langsung drop sejak satu bulan setelah pengumuman
pandemi. Tetapi, kini sudah mulai nampak menggeliat. Bulan ini (Maret 2021)
sudah ada beberapa turis asing dari Solo dan Yogyakarta datang ke sini
menyelam. Mereka ekspatriat yang tinggal di Indonesia selama
pandemi. Kalau turis baru belum ada. Wisatawan Nusantara juga belum ada yang
datang. Semua akan sangat tergantung pada program vaksinasi. Semoga pada Juli
mendatang, turis akan semakin banyak datang. Resort,
hotel, dan dive center di Wakatobi saat ini banyak yang tutup. Tapi bukan
berarti mati. Hanya dorman saja menunggu waktu yang tepat untuk kembali
beraktivitas. Saya dan teman-teman di dive center sendiri masih tetap aktif
menyelam. Hampir setiap hari kami tetap menyelam untuk latihan, dan juga
eksplorasi hal-hal baru. Banyak dive site baru yang kami temukan selama masa
pandemi ini. Kami juga sedang membuat penelitian tentang ritme hius paus, paus, dan
lumba-lumba yang sering ditemui di sekitar Wakatobi.
Rencananya
kami akan membuat sejumlah bagan. Fungsinya bukan untuk menangkap ikan. Melainkan
sebagai penarik kedatangan hiu paus dan spot
penyelaman baru.
Apa dive site baru yang ditemukan selama eksplorasi di masa pandemi ini?
Waemula
Cave, lokasi masih di sekitar Tanjung Waha. Ini sebenarnya bukan sebuah gua
bawah laut besar, seperti umumnya situs selam gua. Melainkan sebuah
tebing yang didalamnya dihiasi gua-gua kecil, kedalaman 2-3 meter. Namun,
atraksi utamanya bukan pada gua-gua itu, melainkan pada arus di sekitar yang
kuat. Menarik bagi penyelam penggemar arus. Tidak semua tamu bisa dibawa ke
sini.
Bagaimana dengan Dolphin Point
Kapota?
Selama
pandemi semakin menarik. Dulu hanya puluhan lumba-lumba yang sering lewat. Kini
ratusan. Biasanya pagi pukul 06.00-08.00. Setelah itu biasanya hanya belasan.
Sore juga sering ditemui gerombolan besar hingga ratusan ekor. Paus yang lain
kadang juga nampak seperti paus pilot dan puas sperma. Dolphin kini menjadi
salah satu spot yang paling menarik dikunjungi penyelam, karena dekat saja dari
dermaga Sombu.
Sejak kapan jadi guide selam. Khusus
menyelam di Wangi-wangi atau seluruh Wakatobi?
Sudah lama.
Dulu pernah kerja sebagai penyelam dalam program monitoring terumbu karang dari
Coremap, selama 3-4 tahun. Kemudian setelah program selesai, kini jadi guide
selam. Sertifikasi saya dive master. Log book sih sudah ribuan. Membawa turis
selam untuk seluruh titik selam di Wakatobi.
Kini
bergabung sebagai dive master di Rekan Dive Center. Tahun lalu sempat mencoba
membuat dive center sendiri yakni Wakatobi Diving Holiday. Tapi karena situasi
pandemi, semua rencana jadi tertunda.
Sebutkan 10 situs selam paling
populer di Wakatobi?
- Shark Point, Wangi-wangi
- Zoo, Wangi-wangi
- Wandoka Pinnacle, Wangi-wangi
- Secret Garden, Wangi-wangi
- Karang Kaledupa, Hoga
- Buoy 3, Hoga
- Ali Reef, Tomia
- Roma, Tomia
- Fan 38, Tomia
- Visual, Binongko
Bagaimana dengan safety penyelaman di
Wakatobi?
Dibanding
destinasi lain, penyelaman di Wakatobi termasuk yang paling aman. Untuk
operator selam lokal, belum pernah ada kecelakaan selam di Wakatobi. Sedang
operator besar seperti Wakatobi Dive Resort, seingat saya juga baru ada satu
atau dua peristiwa kecelakaan selam. Dimana penyelamnya terdampar terbawa arus.
Tetapi juga semua bisa direscue dengan aman dan selamat. Dua tahun lalu ada
beberapa mahasiswa yang terseret arus di depan dermaga Sombu ketika snorkeling.
Mereka turun sendiri, tanpa ditemani dengan guide selam lokal. Jadi mereka
kecelakaan sendiri. Pastikan untuk selalu didampingi dengan guide selam lokal
ketika menyelam di Wakatobi. Karena guide selam umumnya sudah mengenal dengan baik
situasi lapangan terutama arus. Bulan lalu, seorang penyelam spearfishing ada
yang meninggal setelah mengalami kecelakaan di Wangi-wangi. Itu penyelam spearfishing lokal. Dia memang
penyelam pemberani, kadang turun hingga di kedalaman lebih 30 meter tanpa alat,
tanpa pendamping. Jadi itu juga merupakan kecelakaan selam personal.
Setiap tahun biasanya ada banyak
mahasiswa dari Amerika dan Inggris yang datang ke Wakatobi untuk melakukan
kerja praktek penelitian. Apa mereka masih ada di masa pandemi seperti
sekarang?
Setahu saya
sudah tidak ada. Hampir semua tempat di Hoga telah tutup selama pandemi ini.
Sebutkan 3 dive site untuk tantangan
penyelaman arus yang paling menarik di Wakatobi?
Alie Reef di Tomia, selain arus, terumbu karang di sini juga sangat menarik dan banyak ikan.
Wandoka Pinnacle, arusnya kenceng banget. Mesti turun dengan guide berpengalaman ketika turun disini, karena arusnya juga sering tidak menentu.
Secret Mountain, arusnya juga sangat menantang.
Menurutmu, bagaimana cara
menghidupkan kembali dunia selam di Wakatobi paska pandemi nanti?
Kami
harapkan pemerintah daerah bisa berperan maksimal melakukan promosi kembali
wisata selam Wakatobi. Tahun kemarin ada
Pilkada di Wakatobi. Bupati lama yang dulu dikenal sangat peduli dengan
pariwisata selam Wakatobi sekarang sudah tidak lagi menjabat. Bupati
baru belum menunjukkan perhatiannya. Tetapi kami harapkan dia akan lebih aktif
melakukan promosi.
Bagaimana dengan Waha Biorock?
Saya belum
pernah menyelam di situ. Untuk Wakatobi sesungguhnya tidak perlu
program-program artificial reef seperti biorock untuk menarik penyelam. Yang
asli lebih menarik. ***
SS
Transportasi udara ke wangi wangi harus lebih banyak dan juga tranportasi laut atau speed boat ke pulau Tomia dan lain harus di perbaiki.
BalasHapusSiapp
Hapus