![]() |
(Hiu Paus di Teluk Cendrawasih. Foto Nabire.net) |
Dengan penambahan ini, kini total hiu paus di TNTC diperkirakan sebanyak 209 individu.
Menurut Supartono, TNTC rutin melakukan pengamatan di lapangan dan survey dengan menggunakan metode foto identitas sejak 2014.
Berita ini tentu menggembirakan, karena menandakan populasi hiu paus di TNTC terus berkembang dan ekosistemnya terjaga baik.
Menurut Supartono, pengelola Taman Nasional Teluk Cenderawasih terus mengantisipasi berbagai ancaman terhadap kelestarian hiu paus.
Caranya, diantaranya, dengan patroli pengawasan penggunaan jaring tangkap, menjaga sumber pakan, dan pelibatan peran aktif masyarakat nelayan sekitar.
Status hiu paus kini telah ditetapkan sebagai salah satu satwa laut dilindungi. Penetapan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013.
"Kami minta masyarakat sekitar supaya tidak menebang hutan di sekitar Teluk Cenderawasih, maupun hutan di hulu sungai-sungai yang bermuara ke dalam taman nasional, karena akan mengancam sumber pakan hiu paus," kata Supartono, 19 Februari 2024.
Tinggal Menetap
Penelitian-penelitian dengan satelit tagging sebelumnya, telah mengungkap perilaku menarik hiu paus di Teluk Cendrawasih.
Diantaranya, hiu Paus yang dewasa diketahui suka melakukan migrasi, jalan-jalan keluar kawasan teluk hingga perairan Biak, bahkan ke sekitar perairan Mewak, Papua Nugini, selama beberapa bulan, sebelum mereka kemudian akan kembali lagi ke Teluk Cendrawasih.
Terutama ke perairan sekitar Desa Kwatisore.
Kebiasaan unik ini, membuktikan hiu paus di Teluk Cendrawasih merupakan spesies yang tinggal menetap di dalam kawasan teluk, bukan hanya datang sementara untuk mencari makan.
Sehingga ekosistem Teluk Cendrawasih harus dijaga, jika ingin hiu paus tetap tinggal di TNTC.
Populasinya yang cukup banyak dan besar-besar, membuat hiu paus bisa ditemui sepanjang tahun di Teluk Cendrawasih.
Tidak seperti di destinasi-destinasi selam hiu paus lain di dunia, seperti di Meksiko, Donsol Filipina, Myanmar, dan Australia, yang biasanya hanya bisa ditemui musiman saja, dalam setahun hanya mau muncul 3-4 bulan saja.
"Teluk Cendrawasih merupakan habitat terbesar bagi hiu paus di dunia," kata Supartono.
Menurut Supartono, edukasi dan sosialisasi yang telah dilakukan TNTC berdampak positif terhadap pemahaman masyarakat sekeliling TNTC, tentang hiu paus yang wajib dilindungi agar tidak mengalami penurunan populasi.
Satwa Prioritas
Ada tujuh spesies prioritas di dalam TNTC yang dilindungi yakni hiu paus, hiu berjalan, duyung, lumba-lumba, penyu, kima, dan burung merpati junai emas.
Taman nasional laut seluas 1.453.500 hektar ini merupakan taman nasional terluas kedua di Indonesia setelah Taman Nasional Laut Sawu di Nusa Tenggara Timur.
Hampir sepanjang tahun bisa ditemui ada wisatawan selam melalui trip-trip kapal pesiar selam mengunjungi taman nasional laut di Papua Barat ini.
"Sekarang Taman Nasional Teluk Cendrawasih sudah menjadi destinasi wisata favorit. Jadi masyarakat paham bagaimana cara menjaga kelestarian kawasan," tambah Supartono. ***
Wahyuana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar