Senin, 30 Oktober 2023

20 Situs Selam Paling Sibuk di Kepulauan Seribu

SUKASELAM.COM, Jakarta – Satu-satunya taman nasional di dunia yang terletak di ibukota negara, Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan destinasi selam paling populer di Indonesia.

Ribuan pengunjung, snorkeler, freediver, dan penyelam mendatangi Kepulauan Seribu pada setiap akhir pekan. 

Populer untuk penyelaman rekreasi, dan untuk sertifikasi penyelam pemula.

Di dalam database Menyelami Indonesia Peta dan Data Situs Selam Kepulauan Nusantara Jilid I Sumatera & Jawa; terdapat 60an situs selam populer di kawasan Kepulauan Seribu, baik yang terletak di dalam kawasan taman nasional, maupun yang di luar taman nasional.

Berikut ini 20 situs selam paling populer dan yang paling sibuk dikunjungi penyelam di Kepulauan Seribu saat ini.

Situs-situs selam dengan terumbu karang tepi subur dan dihuni banyak ikan karang. 

Banyak wreck di Kepulauan Seribu. 

Juga ada banyak atol, takat, batu karang, dan gosong yang menarik diselami. 

1. APL Pramuka

2. Tabularasa Wreck

3. Terusan Penyu 1

4. Praja Wreck

5. Papa Theo Wreck

6. Soft Coral Point

7. Sepa House Reef

8. Biorock Sepa

9. Putri House Reef

10. Kotok House Reef

11. APL Pari

12. APL Tidung

13. Karang Lebar

14. Terusan Penyu 2

15. APL Harapan

16. Tongkeng Drif

17. Cabbage Coral Point

18. APL Kelapa

19. Gosong Sepa

20. Genteng Kecil

Selain itu, masih ada banyak bangkai kapal dan pesawat jatuh yang belum ditemukan di Kepulauan Seribu, yang menantang untuk eksplorasi lebih jauh.

Diantaranya Sriwijaya Wreck, bangkai pesawat penumpang Sriwijaya Air yang jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Januari 2021. Hingga kini badan utama pesawat belum ditemukan. 

Pesawat jumbo jenis Boeing 737-500.

Diperkirakan badan utama jatuh di sekitar tenggara Pulau Lancang Besar. 

Di tengah perairan dengan visibility yang rendah dan arus permukaan kuat.

Selain itu, Hosei Maru Wreck, bangkai kapal militer Jepang yang tenggelam di sekitar timur Pulau Penjaliran Timur. 

Kapal ini tenggelam setelah terkena torpedo kapal selam militer Belanda O-19, pada April 1945, saat Perang Dunia II.  

Kapal kecil, beratnya sekira 2.000 ton, sedang mengangkut bahan bakar bensin.

Belasan oil rig dan platform offshore di sekitar Pulau Pabelokan di Kepulauan Seribu utara juga menarik dieksplorasi. 

Wahyuana



Tidak ada komentar:

Posting Komentar