![]() |
Ubur-ubur Api (Physalia utriculus) di Pantai Parangtritis, Yogyakarta (Foto: Tribun Jogja) |
Mereka,
terutama anak-anak, yang terkena sengatan setelah menyentuh tubuh Ubur-ubur Api,
mengalami gejala seperti ruam-ruam pada kulit, gatal-gatal yang sangat, kulit
terasa melempuh panas, hingga sebagian mengalami demam ringan dan perut mual-mual.
Meski tak sampai menelan korban meninggal dunia, namun tetap membuat histeria
para orang tua. Gejala itu juga hanya 1-3 hari saja, kemudian sembuh normal.
Namun, sangat menyiksa.
Dikutif dari media, catatan Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Bantul, hingga Selasa (11/6/2019), ada lebih 220 wisatawan yang terkena sengatan Ubur-ubur Api selama musim libur Lebaran ini. Terutama di Pantai Parangtritis yang merupakan pusat wisata pantai paling ramai di Yogyakarta, juga di Pantai Depok, Pantai Baron, dan Pantai Baru.
Dikutif dari media, catatan Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Bantul, hingga Selasa (11/6/2019), ada lebih 220 wisatawan yang terkena sengatan Ubur-ubur Api selama musim libur Lebaran ini. Terutama di Pantai Parangtritis yang merupakan pusat wisata pantai paling ramai di Yogyakarta, juga di Pantai Depok, Pantai Baron, dan Pantai Baru.
Kasus serupa
dalam jumlah kecil, juga terjadi di pantai-pantai selatan sepanjang Kabupaten
Kebumen dan Cilacap, Jawa Tengah. Lebih 40 kasus ditemui di sepanjang Pantai
Cilacap (Kompas, 7/6/2019).
Belasan
kasus sama juga terjadi di pantai-pantai selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat, (Pelabuhan Ratu, Citepus, Sunset, Cimaja, dan Karang Hawu), dan di sepanjang
pantai selatan Kabupaten Lebak, Banten (Pantai Sawarna, Pantai Bagedur, dan
Binuangeun).
Musiman
Menurut catatan para relawan kesehatan
dari Palang Merah Indonesia dan Balawista Kabupaten Lebak, tercatat lebih 30
wisatawan yang tersengat Ubur-ubur Api di Pantai Badegur (Republika, 11/6/2019)
pada sepekan musim wisata Lebaran 2019 ini.
Tahun 2018 lalu, di Lebak tercatat
ada 320 orang yang terkena sengatan serupa, 115 kasus pada 2017, dan 170 kasus
pada 2016. Tidak pernah ada korban yang sampai meninggal akibat sengatan
Ubur-ubur Api. Namun, karena bikin gatal-gatal, sehingga merepotkan.
![]() |
Tentakel Ubur-ubur Api Menyengat (Foto: Info News Cilacap) |
Hanya pada tahun ini jumlah korban
yang terkena sengatannya lebih banyak dari biasanya.
Biasanya sering ditemui terdampar di
pantai, dalam radius hingga 40 meter selepas hempasan ombak mencapai pantai.
Atau di pinggir laut yang berombak lebih tenang.
Sehingga mendorong orang untuk
menonton dan menyentuhnya.
Peningkatan populasi Ubur-ubur Api
biasanya terjadi pada masa musim pancaroba dari hujan ke kemarau yang biasanya
terjadi pada sekitar bulan Juni.
Kenapa banyak ditemui di sepanjang Pantai
Selatan Jawa, diduga karena terbawa arus dan angin dari Australia.
Hampir setiap tahun terjadi peningkatan
populasi Ubur-ubur Api di perairan Australia, bahkan diperkirakan jumlah orang
terkena sengatannya setiap tahun lebih 10.000 kasus.
Beberapa pantai bahkan
kadang sampai ditutup ketika terjadi serangan peningkatan populasi Ubur-ubur
Api. Dalam beberapa kasus bahkan sampai ada yang meninggal.
Belum ada cara yang pasti dan efektif
untuk mengatasi racun sengatan Ubur-ubur Api.
Namun, pengalaman dari para
relawan ketika menangani korban yang terkena sengatan
Ubur-ubur Api, dilakukan dengan membilas ruam-ruam bekas sengatan dengan cairan
alkohol, atau dengan cairan asam cuka.
Beberapa kasus mengatasinya dengan
membilas bekas sengatan dengan air panas (suhu sekitar 45 derajat celsius). Ada
juga yang membilas dengan air teh panas.
Bahkan ada juga yang membilas dengan
air kencing. Sejauh ini, cara-cara itu dianggap cukup efektif untuk memberikan
pertolongan pertama sebelum dirujuk ke klinik kesehatan jika luka serius.
Sedangkan korban yang cukup parah hingga deman dan mual, diberi obat anti mual.
***
SS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar