Senin, 28 Mei 2018

10 Pertanyaan Bersama Nicky Wirawan, Guide Selam Spesialis Mola-mola

Mola-mola di Crystal Bay (Foto: Nicky Wirawan)
SUKASELAM.COM, Bali - Siapa yang tak kenal Nicky Wirawan. Raut bulat wajahnya sering kita temui di pameran-pameran diving, biasanya di stand Kabupaten Badung, atau stand Provinsi Bali. Atau di stand Indonesia, kalau sedang ikut pameran di luar negeri. Selain itu, dia dikenal semacam pawang Mola-mola. Begitu gampangnya dia menyelam menemui Mola-mola yang langka itu, sementara penyelam lain kadang bahkan sudah menyelam di Crystal Bay, Nusa Penida, berhari-hari pun tak juga bertemu Mola-mola. Belakangan ini ia tak cuma makin eksis sebagai guide selam di perairan Bali saja, tapi juga di kawasan Raja Ampat. Good job, Bli.

Apa sih Bli, rahasia kamu gampang ketemu Mola-mola di Crystal Bay, sementara orang lain sulit?
Hahaha. Engga ada. Itu soal timing saja. Kalau orang lagi rame turun, kita engga turun. Kalau orang sudah mulai naik, kita baru turun. Sebetulnya semua penyelam mempunyai kesempatan yang sama, peluang yang sama, di waktu dan jam yang sama. Tapi kalau dikeroyok, ya dia akan kabur. Memang sih, kadang juga meski timingnya sudah tepat, ia juga kadang engga mau muncul. Tapi itu jarang.

Kamis, 03 Mei 2018

Menyelam di Terumbu Lamun: Menjumpai Si Duyung Hingga Kuda Laut

Terumbu lamun (seagrass reef) di Raja Ampat (Foto: www.papuaparadise.com)
SUKASELAM.COM, Jakarta – Apaaa? Apa yang mau dicari, menyelam kok di padang lamun? Bukankah kotor dan jarak pandangnya buram? Begitulah komentar yang sering muncul, setiap kali saya mengajak teman untuk menyelam di terumbu lamun atau padang seagrass.

Tak sepenuhnya keliru juga sih dengan komentar itu, karena kalau kita menyelam di terumbu lamun di Kepulauan Seribu, Jakarta, dan Ujung Kulon, Banten, kebanyakan padang lamun memang tumbuh di perairan dengan visibility rendah. Meskipun, tak seburuk visibility di area bakau (manggrove). 

Karena ekosistem lamun di kedua spot selam tempat mainnya penyelam-penyelam Jakarta dikala libur akhir pekan itu, memang kebanyakan tumbuh di terumbu dangkal, kedalaman 1-3 meter saja, dengan subtrat terumbu berupa pasir putih bercampur lumpur laut dan pecahan karang.